Rabu, 11 April 2012

Visi Misi dan Paradigma Bimbingan dan Konseling


BAB II
VISI, MISI, PARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING



I.    PENGERTIAN VISI, MISI DAN PARADIGMA
Sebelum membahas visi, misi, dan paradigma, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian visi, misi, dan paradigma itu sendiri.
    Visi adalah sesuatu yang didambakan untuk demiliki di masa depan. Visi ini merupakan gambaran aspirasi masa depan yang umum dalam mencapainya.
    Misi adalah sesuatu yang didambakan di masa depan. Visi merupakan pernyataan yang menegaskan visi melalui garis-garis besar dari jalan yang akan diambil sesuai dengan visi yang telah dirumuskan sebelumnya.
    Paradigma adalah keseluruhan susunan kepercayaan, teknik dan nilai yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat tertentu sebagai system acuan menyeluruh yang membimbing masyarakat.


II.    VISI, MISI, DAN PARADIGMA BK.

A.    VISI BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling sebagai ilmu dan juga sebagai profesi haruslah mampu memberikan sumbangan yang berarit bagi dunia Pendidikan Nasional dan dalam kehidupan masyarakat. bimbingan dan konseling tidak dibatasi hanya pada lingkup sekolah, tetapi menjangkau bidang di luar sekolah. Dari sudut pandang Bimbingan dan Konseling sebagai profesi bantuan, layanan knseling dilakukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dengan cara memfasilitasi perkembangan individu atau kelompok sesuai dengan perkembangan, kemampuan yang dihadapi dalam perkembangannya.
Visi Bimbingan Dan konseling adalah Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedia-nya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individuberkembang secara optimal, mandiri,dan bahagia.dan juga mewujudkan perkembangan diri dan kemandirian yang optimal sesuai dengan hakekatnya, baik sebagai mahluk individu atau mahluk social.

B.    MISI BIMBINGAN DAN KONSELING
Sesuai dengan visi yang  telah dirumuskan, misi bimbingan dan konseling difokuskan kepada :
a.    Misi Pendidikan
Mendidik individu dan/atau kelompok melalui pengembangan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan terkait dengan masa depan.
Dalam mamenuhi misinya dibidang pendidikan, sekolah maupun masyarakat perlu menyelenggarakan pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Apabila pengajaran hanya dilakukan secara sempit saja, dikhawatirkan tidak seimbang, hanya akan menjurus kepada pendidikan kognitif saja, sedangkan sisi afektif dan psikomotor tidak terkupas.
b.    Misi Pengembangan
Menfasilitasi perkembangan individu ke arah perkembangan optimal, yaitu melalui pengembangan potensi, pengembangan diri, berbudi pekerti luhur dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c.    Misi Pengentasan Masalah
Membantu dan menfasilitasi pengentasan masalah individu mengacu kepada kehidupan sehari-hari yang efektif. Dalam hal ini kemandirian seseorang untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari secara efektif.







C.    PARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING
Dalam hal ini yang menjadi pemikiran dasar dalam bimbingan dan konseling adalah Pelayanan bantuan psiko pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya pelayanan bimbingan dan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan bimbingan dan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan individu.
Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat mengembangkan potensi dan juga kompetensi seseorang dalam masyarakat untuk mampu  memenuhi tugasnya secara optimal. Selain itu untuk membantu individu dalam mengatasi berbagai masalah yang dapat mengganggu perkembangannya.

D.    TRILOGI PROFESI BIMBINGAN DAN  KONSELING
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menurut keahlian dari para petugasnya.
Untuk menjadi profesional, profesional dalam bidang apapun, seseorang harus menguasai dan memenuhi ketiga komponen trilogi profesi, yaitu (1) komponen dasar keilmuan, (2) komponen substansi profesi, dan (3) komponen praktik profesi
Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga profesional dalam wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap berkenaan dengan profesi yang dimaksud. Komponen substansi profesi membekali calon profesional apa yang menjadi fokus dan objek praktis spesifik pekerjaan profesionalnya. Komponen praktik mengarahkan calon tenaga profesional untuk menyelenggarakan praktik profesinya itu kepada sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat dan berdaya guna. Penguasaan dan penyelenggaraan trilogi profesi secara mantap merupakan jaminan bagi suksesnya penampilan profesi tersebut demi kebahagiaan sasaran pelayanan. Penguasaan ketiga komponen profesi tersebut diperoleh di dalam program pendidikan profesi dan pendidikan akademik yang mendasarinya.
Konselor, yang adalah pendidik (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir 6) , sebagai tenaga professional dituntut untuk menguasai dan memenuhi trilogi profesi dalam bidang pendidikan, khususnya bidang konseling, yaitu :
1.    Komponen Dasar Keilmuan : Ilmu Pendidikan
Konselor diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang pelayanan konseling, karena konselor digolongkan ke dalam kualifikasi pendidik; dan oleh karenanya pula kualifikasi akademik seorang konselor pertama-tama adalah Sarjana Pendidikan. Atas dasar keilmuan inilah konselor akan menguasai dengan baik kaidah-kaidah keilmuan pendidikan sebagai dasar dalam memahami peserta didik (sebagai sasaran pelayanan konseling) dan memahami seluk beluk proses pembelajaran yang akan dijalani peserta didik melalui modus pelayanan konseling. Dalam hal ini proses konseling tidak lain adalah proses pembelajaran yang dijalani oleh sasaran layanan bersama konselornya. Dalam arti yang demikian pulalah, konselor sebagai pendidik diberi label juga sebagai agen pembelajaran.
2.    Komponen Substansi Profesi : Proses pembelajaran terhadap pengembangan diri/ pribadi individu melalui modus pelayanan konseling.
Di atas kaidah-kaidah ilmu pendidikan itu konselor membangun substansi profesi konseling yang meliputi objek praktis spesifik profesi konseling, pendekatan, dan teknologi pelayanan, pengelolaan dan evaluasi, serta kaidah-kaidah pendukung yang diambil dari bidang keilmuan lain. Semua subtansi tersebut menjadi isi dan sekaligus fokus pelayanan konseling. Secara keseluruhan substansi tersebut sebagai modus pelayanan konseling.
Objek praktis spesifik yang menjadi fokus pelayanan konseling adalah kehidupan efektif sehari-hari (KES). Dalam hal ini, sasaran pelayanan konseling adalah kondisi KES yang dikehendaki untuk dikembangkan dan kondisi kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T). Dengan demikian, pelayanan konseling pada dasarnya adalah upaya pelayanan dalam pengembangan KES dan penanganan KES-T.
Berkenaan dengan pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayan konseling, konselor wajib menguasai berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukungnya dengan landasan teori, acuan praksis, standar  prosedur operasional (SPO), serta implementasinya dalam praktik konseling. Pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayanan itu perlu didukung oleh kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi seperti psikologi, sosiologi, teknologi- informasi-komunikasi sebagai “alat” untuk lebih menepatgunakan dan mendayagunakan pelayanan konseling.       
3.    Komponen Praktik Profesi : Penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap sasaran pelayanan melalui modus pelayanan konseling.
Praktik pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan merupakan puncak dari keberadaan bidang konseling pada setting tertentu. Mutu pelayanan konseling diukur dari penampilan paktik pelayanan oleh konselor terhadap sasaran pelayanan. Pada setting satuan pendidikan misalnya, mutu kinerja konselor di sekolah/ madrasah dihitung dari penampilannya dalam praktik pelyaanan konseling terhadap siswa yang menjadi tanggung jawabnya.
Penguasaan konselor atas materi ketiga komponen trilogi profesi konseling tersebut diperolah dari studi pada program bidang konseling tingkat sarjana (S-1) ditambah dengan pendidikan profesi konselor (PPK). Seluruh materi tersebut dipadukan dalam bentuk praktik pelayanan konseling melalui persiapan yang matang berupa berbagai program pelayanan sesuai dengan kebutuhan sasaran pelayanan.












DAFTAR PUSTAKA



•    Prayitno, trilogy profesi.2008. http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&fkt=4720&fsdt=16580&q=trilogi+profesi&meta=&aq=f&oq=&aqi= (24 September 2009)


•    Prayitno & Erman Amti.1999.Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. PT. Rineka cipta. Jakarta


•    Visi bimbingan dan konseling. 2008 http://konselingpendidikan.blogspot.com/2008/11/visi-bimbingan-konseling.html.  (24 September 2009)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar